Jumat, 27 Februari 2015

Senja di Masjid Kaca

Hari ini jum'at, hari paling ditunggu dalam seminggu.
Masih di stase gigi mulut (gilut), minggu terakhir.

Aaaaaaaaaaaaakkkk! Pengen teriak! Hari ini entah apa. Nano-nano Alloh beri rasa.

Cerita dari poli, yang harusnya hari ini sudah tinggal maju PR, dapet tanda tangan staff, tinggal urus surat puas, dan selesai, hmm, harus cari kasus bangsal lagiii dan maju lagi besok senin. Ya, ya.

Poli selesai. Kita istirahat dulu sebelum cari kasus. Sudah dirasa sore, turun kita ke bangsal, mata masih berkantung. 

Di bangsal :
F : mbak cantik (perawat 1) punya kasus candidiasis oral kah? Parotitis? Mouth ulcer?
P : wah, di kamarku ndak ada i mbak
F : oke. Kamar B20 masih kamar 7? Mau skrining pasien lah.
P : belum pindah mbak. Boleh. Ni mappingannya kalo perlu.
F : terimakasih.

Tetiba perawat gendut, sebut saja Lavea
L : minggiro mbak! (Sambil bawa tumpukan status, siap dibanting)
F : (dalam hati : astaghfirulloh, itu kursi kosong masih banyak, meja masih lebar, kenapa ya Alloh, kenapa?) *masih ngantuk. Nggak minat ribut. Tetap diam, berdiri dan pergi cari status.

Nah nah, si status ternyata nyempil di tumpukan status2 lavea, die!

Nanananaaaaa..

*masih diam, perlahan mendekati si status berada, sesekali memilah tumpukan.

L : mbak! Koe ki ngganggu banget to! Ngewuh2 i wong kerjo wae!
F : (dalam hati : Rabbiiiiiiiiiiii, berilah jodoh padanya Rabbiiiiiii *take a deep breath) tetap diam, senyum dikit, dan berlalu. 

Ke pasien. Ceritaaaaa, memotivasi, menyemangati, pulang. Nanti pikir lagi tugas di lain waktu, hatinya sedang ndak pas saat ini.

Di tengah perjalanan, ingin mengadu. Mampir ke masjid kaca psikologi.

Alloh pertemukan saya dengan adek yang baru pulang KKN di Timor. Bercerita dia tentang pengalamannya membuat bahagia.

Kemudian Alloh pertunjukkan, yang membuat hati haru dan menjadi syukur. Seorang anak menuntun bapaknya yang sudah renta, layu, bongkok, berjalannya sulit, ke arah saya, kemudian mendudukkannya. Anak itu lantas keluar lagi ambil air wudhu untuknya, setelah tadi membantu mensucikan si bapak. Lalu keduanya sholat berjamaah.

Tuhaaaaaaaaaannn, pertunjukan hari ini luar biasa sekali. Kesal haru bahagia terbungkus satu dalam senja. Cantik. Terimakasih.

Mari lanjutkan perjalanan. Mengirim kado :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar