Senin, 23 Februari 2015

RINDU

Sayang, dulu aku mengenalmu, kau mencintai jalanan
Mengangkat toa, orasi penuh kemaknaan
Tidak ada pemakluman untuk kebatilan
Katamu, tiran bukan Tuhan

Rakyat menjadi tolakmu untuk bergerak
Meski sering dianggap pemberontak
Kau kuat tanpa tergertak

Sayang, aku mengenalmu tak hanya dalam sapaan
Aku lihat kau selalu terdepan menentang ketidakadilan
Dibelakang kau tunduk penuh sopan
Dengan mereka yang papa kau sangat sayang
Terlebih dengan Tuhan, tak pantas aku meragukan

Sayang, kenapa kini kau sering diam?
Ceritamu tentang jalanan sudah jarang ku dengar
Apakah kau mulai patuh dengan keadaan?
Yang membudaki mereka yang tak punya pikiran
Semoga tak seperti demikian kebenaran
Mungkin hanya karena kita jarang berkabar

Sayang, aku rindu, rindu cengkerama kita dahulu
Dengan malam dan diam yang terasa kian syahdu
Dan dendang perjuangan menjadi favorit lagu
Ahh, yang sering ku lupa, setiap kita pasti akan menjadi berbeda
Dan aku, hanya bisa setia menyebutmu dalam doa

-Sabania-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar